Tamu Kesenangan dan Kesedihan

15 Mei 2011

Suara ketukan pintu mengejutkan pemilik rumah. Bapak pemilik rumah dengan empat orang penghuni bergegas menuju pintu. Disibakkan tirai jendela sedikit. Dilihatnya seorang lekaki dengan tubuh tinggi. Di halaman rumahnya terparkir mobil mewah dengan cat mengkilat.

”Wah, tamu istimewa nih,” duga pemilik rumah dalam hati. Dibangunkannya seluruh keluarganya. Mereka diminta untuk mengenakan pakaian terbaik. Sang Ibu pemilik rumah segera menuju dapur menyiapkan makanan. Dua anaknya sibuk berbenah.

”Silahkan masuk pak, Maaf rumah kani beratakan.” Sang bapak pemilik rumah mempersilahkan sang tamu masuk.

”Sang tamu begitu memukau seisi rumah. Rambutnya kelimis, wajahnya bersih, dan pakaiannya sangat serasi dengan bentuk tubuhnya. Dari badannya tercium parfum wangi. Semua penghuni rumah sejenak tak bergeming memperhatikan tamu tak diundang ini.

Kasih Tak Berbalas

5 Januari 2011

Di sebuah desa, hiduplah seorang petani yang bersahaja. Di belakang rumahnya tumbuh sebatang pohon besar. Daunnya rindang, batangnya besar, tingginya menjulang dan buahnya lebat. Tiap hari menjelang matahari terbit, petani mengajak anaknya yang berusia delapan tahun duduk dibawah pohon. Petani itu mengajarkan anaknya berbicara dengan pohon. Petani juga menyuruh anaknya merawat pohon tiap pagi, siang dan sore. Petani menyuruh anaknya menyiram, membersihkan rerumputan di sekitarnya dan melepaskan ranting-ranting kering pohon yang hampir jatuh.

Suatu pagi, sang anak sangat murung. Ia duduk di bawah pohon besar. Pohon besar memperhatikan dengan seksama. 
“Ada yang tidak biasa dengan anak petani ini. Biasanya ia selalu didampingi oleh ayahnya saat duduk di bawahku.” bisik Pohon Besar.

Sayup-sayup anak petani ini mendengar suara bisikan. 
“Adik kecil… ada apa denganmu?”
Anak petani ini kaget. Namun ia belum sadar darimana asal suara tersebut. Pelan-pelan telinganya di dekatkan pada pohon besar. 

LOMBA MAKAN PARE SEDUNIA

9 Desember 2010

Negeri Senyuman menyelenggarakan Lomba Makan Pare Sedunia. Lomba diikuti oleh tiga peserta yaitu Negeri Senyuman sebagai tuan rumah, Negeri Awan, dan Negeri Antah Berantah.

Lomba ini tergolong sangat sulit. Bayangkan, tiap peserta harus makan satu karung pare yang terpahit. Peserta tidak boleh keluar dari gelanggang jika pare tersebut belum dihabiskan semua. Peserta yang telah menghabiskan sepuluh buah pare, mendapat satu hadiah hiburan yang bertahap makin besar nilainya, hingga hadiah utama jika ia benar-benar mampu melahap satu karung pare itu.

Perlombaan dimulai. Peserta dari Negeri Awan tampak pucat setelah mengunyah pare pertamanya. Bahkan ia hanya mampu menghabiskan sebuah pare dan menyisakan sekarung penuh pare tanpa boleh keluar dari gelanggang.

Peserta dari Negeri Antah Berantah masih lumayan. Digigitnya pare bagiannya sedikit demi sedikit, dengan ekspresi wajah yang tak keruan. Mulutnya terus menggumam penuh keluh kesah yang tak tertahankan.

Menanti Roda Berputar

Pasti kejadian seperti ini pernah kamu dengar:Ada orang jahat menyakiti orang baik, lalu orang baik tidak melawan sekalipun jadi korban.Dalam hati ia berkata"Biarkan roda berputar, suatu saat dia akan di bawah kita di atas!"

Ada orang miskin bekerja tapi tetap miskin, dan tidak kaya-kaya. Lalu ia melihat orang kaya dan bermimpi ingin kaya. Dalam hati ia berkata"Biarkan roda berputar, suatu saat kita akan di atas"

Anda percaya itu? Buat Anda yang percaya bahwa roda akan berputar saya terpaksa mengingatkan bahwa itu salah satu OMONG KOSONG yang paling berbahaya.

Faktanya: Roda TIDAK selalu berputar. Ada kalanya roda DIAM. Banyak sekali orang miskin yang mati miskin. Orang bodoh tetap bodoh sampai mati. Orang jadi korban dan jadi korban seumur hidupnya. Umat direndahkan dan tetap direndahkan. Sebaliknya ada orang yang lahir kaya dan sampai mati tetap kaya.

Mana Pertolongan Tuhan?


Hujan besar semalaman membuat sebuah desa tenggelam banjir yang sangat parah. Penduduk langsung mengungsi untuk menyelamatkan diri. Ketika banjir sudah setinggi lutut, setengah penduduk sudah mengungsi. Mereka berlarian dengan motor, mobil dan kendaraan apapun yang ada. 

Saat itu ada seorang ibadawan yang menolak untuk mengungsi karena ia yakin pertolongan Tuhan akan datang. Banjir sudah semakin tinggi, kali ini sudah setinggi kepala. Semua penduduk berusaha mengungsi dengan perahu karet yang datang menolong. Hanya sisa segelintir saja yang masih terjebak.

Ibadawan itu tetap menolak untuk mengungsi, karena ia yakin pertolongan Tuhan akan datang. Banjir tetap meninggi, kali ini sudah mulai menutupi atap. Semua penduduk tersisa mulai terangkut dengan bantuan helikopter. Tapi ibadawan itu tetap menolak naik helikopter, karena ia yakin pertolongan Tuhan akan datang.Ibadawan itu kini jadi satu-satunya yang tersisa.

SAYA BISA JADI APA?

Pertanyaan Pertama A:
Pernahkah Anda melihat seorang tukang sapu di pinggir jalan?
Apa yang Anda lihat?
Bisakah Anda melihat masa depannya?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang pantas bagi dia di masa depan apa jawaban Anda?

Pertanyaan Pertama B:
Pernahkan Anda melihat tukang sampah?
Apa yang Anda lihat?
Bisakah Anda melihat masa depannya?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang pantas bagi dia di masa depan apa jawaban Anda?

Pertanyaan Kedua:
Sekarang saya balik.
Pernahkan Anda melihat seorang Presiden?
Apa yang Anda lihat?
Jika ia bertanya pada Anda apa pekerjaan yang ia lakukan dahulu, apa jawabannya?

Itu Bukan Masalahku

Seekor tikus panik melihat petani menyiapkan beberapa jebakan tikus di sawah. Ia begitu ketakutan dan segera berbegas mencari bantuan. Saat bertemu ayam ia bercerita.
 "Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada Ayam.
"Wah itu bukan urusanku, mana aku tahu. Uruslah urusan masing-masing" jawab Ayam acuh.
Tikus masih ketakutan ia datang menemui kambing.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada kambing.
"Bukankah benda itu dinamakan 'jebakan tikus.' Jadi apa urusannya denganku. Kalau itu jebakan kambing baru aku boleh khawatir," jawab kambing seenaknya.
Tikus tetap ketakutan, tapi masih ada harapan, ia pergi menemui sapi.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada sapi.
"Hah jebakan tikus. Itu benda yang kecil sekali, Tidak ada pengaruhnya buat aku. Kenapa aku harus pikirkan." jawab Sapi sinis.