LOMBA MAKAN PARE SEDUNIA

9 Desember 2010

Negeri Senyuman menyelenggarakan Lomba Makan Pare Sedunia. Lomba diikuti oleh tiga peserta yaitu Negeri Senyuman sebagai tuan rumah, Negeri Awan, dan Negeri Antah Berantah.

Lomba ini tergolong sangat sulit. Bayangkan, tiap peserta harus makan satu karung pare yang terpahit. Peserta tidak boleh keluar dari gelanggang jika pare tersebut belum dihabiskan semua. Peserta yang telah menghabiskan sepuluh buah pare, mendapat satu hadiah hiburan yang bertahap makin besar nilainya, hingga hadiah utama jika ia benar-benar mampu melahap satu karung pare itu.

Perlombaan dimulai. Peserta dari Negeri Awan tampak pucat setelah mengunyah pare pertamanya. Bahkan ia hanya mampu menghabiskan sebuah pare dan menyisakan sekarung penuh pare tanpa boleh keluar dari gelanggang.

Peserta dari Negeri Antah Berantah masih lumayan. Digigitnya pare bagiannya sedikit demi sedikit, dengan ekspresi wajah yang tak keruan. Mulutnya terus menggumam penuh keluh kesah yang tak tertahankan.


Peserta dari tuan rumah, Negeri Senyuman, tampil paling kreatif. Pare-pare itu dimasaknya menjadi santapan yang lezat. Memang sebetulnya tidak ada larangan dari panitia untuk mengolah pare itu lebih dulu, yang penting semua pare dapat masuk ke perut peserta lomba.

Sepuluh pare pertama ditumisnya, dicampur udang kecil dan cabe rawit. Sebelum dimasak, pare dilumatnya dulu dengan garam lalu dibilas, hingga makin hilang rasa pahitnya. Sepuluh pare kedua direbus dan dimakannya dengan siomay dan bumbu kacang hingga licin tandas. Aadapun sepuluh pare ketiga, diisinya dengan daging cincang lalu dikukus. Pare demi pare dihabiskannya hingga ia berhasil mendapatkan satu demi satu hadiah hiburan serta berhakmenggondol hadiah utama.

Sahabat, lomba makan pare sedunia ini bagaikan masalah atau ujian hidup bagi kita. Ada tiga pilihan kita menjalaninya. Pertama, lari darinya, seperti peserta dari Negeri Awan kemudian menyisakan setumpuk persoalan yang tak terselesaikan.

Kedua, menjalani ujian dengan berat hati, seperti peserta dari Negeri Antah Berantah. Ia melalui satu demi satu ujian kehidupan dengan keluh kesah.

Ketiga, menikmati ujian seperti sang juara. Karena masalah dan ujian hidup itu adalah suatu kepastian yang harus dilalui setiap anak manusia, mengapa tak menghadapinya dengan lebih nikmat, walau sepahit apapun? Katakanlah pada setiap masalah yang menghampiri, “Selamat datang masalah, aku akan menghadapimu dengan senyuman, hingga dapat kucari solusimu dengan hati lapang dan tenang”.

Dengan sikap demikian, masalah tidak akan terlalu membuat hati kita sempit. Ujian hidup datang dan pergi sebagai konsekuensi atas eksistensi kita sebagai manusia. Menyelesaikan tiap masalah membuat kita bertambah cerdas dan dewasa sebagai bonusnya, bagaikan hadiah hiburan lomba makan pare di atas. Kita dapat memilih, untuk menjadikan masalah sebagai sesuatu yang kita nikmati. Seperti pahitnya pare yang dapat diolah menjadi tumis lezat, siomay pare, pare kukus, dan aneka makan nikmat lainnya. Selamat menikmati masalah, dengan senyuman. 


Sumber:
oleh Galuh Chrysanti pada 09 Oktober 2010 jam 6:33
http://www.facebook.com/home.php?#!/note.php?note_id=440321747650

0 komentar:

Posting Komentar